Showing posts with label ADAPUN ATSAR (KATA - KATA SHAHABAT). Show all posts
Showing posts with label ADAPUN ATSAR (KATA - KATA SHAHABAT). Show all posts

Sunday, November 27, 2011

TERJEMAH IHYA ULUMIDDIN TENTANG KEUTAMAAN ILMU 'MENGAJAR, BELAJAR




TERJEMAH IHYA ULUMIDDIN

BAB PERTAMA
TENTANG KEUTAMAAN ILMU 'MENGAJAR, BELAJAR
DAN DALIL-DALIL DARI NAQL
DAN AL HADITS ) DAN AKAL
bagian ke 2


ADAPUN ATSAR (KATA - KATA SHAHABAT)
وأما الآثار فقد قال علي بن أبي طالب رضي الله عنه لكميل: يا كميل، العلم خير من المال، العلم يحرسك وأنت تحرس المال، والعلم حاكم والمال محكوم عليه، والمال تنقصه النفقة والعلم يزكو بالإنفاق،
Ali bin Abi Thalib ra berkata kepada Kumail : "Hai Kumail, ilmu itu lebih utama dari pada harta karena, ilmu itu menjagamu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu adalah hakim, sedangkan harta adalah yang dihakimi. Harta menjadi berkurang dengan dibelanjakan, sedangkan ilmu menjadi berkembang dengan dibelanjakan (diberikan kepada orang lain)".
Ali ra juga berkata : "Orang yang 'alim itu lebih utama dari pada orang yang berpuasa, berdiri ibadah malam dan berjuang. Apabila seorang 'alim meninggal maka berlobanglah dalam Islam dengan suatu lobang yang tidak tertutup kecuali oleh penggantinya". Dan ia ra berkata dalam bentuk puisi (nazham) :
وقال علي أيضا رضي الله عنه: العالم أفضل من الصائم القائم المجاهد، وإذا مات العالم ثلم في الإسلام ثلمة لا يسدها إلا خلف منه، وقال رضي لله عنه نظماً:
 
ما الفخرُ إلا لأهلِ العِلْم إنَّهـــم على الهدى لمن استهدى أدلاَّءُ
وقَدْرُ كلِّ امرىءٍ ما كان يُحْـسِنُه والجَاهِلُون لأهْل العلم أعَداءُ
ففُزْ بعلمٍ تَعِشْ حياً به أبــــداً النَّاسَ موتى وأهلُ العِلْمِ أحْياءُ

Artinya : "Tidak ada kebanggaan kecuali bagi ahli ilmu, sesungguhnya mereka di atas petunjuk, dan mereka penunjuk orang yang minta petunjuk.
Nilai setiap orang adalah sesuatu yang menjadikannya baik,
sedangkan orang-orang bodoh itu musuh ahli ilmu. Maka cardah kemenangan kamu dengan ilmu, dengan ilmu itu kamu hidup selamanya, manusia itu mati, sedangkan ahli ilmu itu hidup".
وقال أبو الأسود: ليس شيء أعز من العلم، الملوك حكام على الناس والعلماء حكام على الملوك،
Abul Aswad berkata : "Tidak ada sesuatu yang lebih utama dari pada ilmu. Para raja itu memerintah manusia (orang kebanyakan), sedangkan para ahli ilmu itu memerintah para raja".
Ibnu Abbas ra berkata : "Sulaiman bin Dawud as disuruh memilih antara ilmu, harta dan kerajaan maka beliau memilih ilmu, lalu beliau diberi harta dan kerajaan".
وقال ابن عباس رضي الله عنهما: خُيِّر سليمان بن داود عليهما السلام بين العلم والمال والملك فاختار العلم فأعطي المال والملك معه.
وسئل ابن المبارك: من الناس؟ فقال: العلماء قيل: فمن الملوك؟ قال: الزهاد. قيل: فمن السفلة؟ قال: الذين يأكلون الدنيا بالدين ولم يجعل غير العالم من الناس لأن الخاصية التي يتميز بها الناس عن سائر البهائم هو العلم؛
Ibnul Mubarak ditanya : "Siapakah manusia itu" la menjawab "Para ulama". Ditanyakan lagi : "Siapakah para raja itu ?". la menjawab : "Orang-orang yang zuhud". Ditanyakan lagi : "Siapakah orang rendahan itu ?" Ia menjawab : "Orang-orang yang memakan dunia dengan agama". Ia tidak memasukkan orang yang tidak berilmu ke golongan manusia karena kekhususan yang membedakan manusia terhadap seluruh hewan adalah ilmu.
فالإنسان إنسان بما هو شريف لأجله، وليس ذلك بقوة شخصه، فإن الجمل أقوى منه، ولا بعظمه فإن الفيل أعظم منه، ولا بشجاعته فإن السبع أشجع منه، ولا بأكله فإن الثور أوسع بطنا منه، ولا ليجامع فإن أخس العصافير أقوى على السفاد[1] منه، بل لم يخلق إلا للعلم. Maka, manusia adalah manusia yang menjadi mulia karena ilmu. Kemuliaan itu bukan karena kekuatan dirinya karena unta itu lebih kuat dari padanya. Dan bukan karena besarnya, karena gajah itu lebih besar dari padanya. Dan bukan karena beraninya karena binatang buas itu lebih berani dari padanya. Bukan karena makannya karena lembu itu lebih besar perutnya dari pada perutnya. Dan bukan karena bersetubuhnya karena burung pipit yang paling rendah itu lebih kuat untuk bersetubuh dari padanya. Bahkan manusia itu tidak dijadikan (tidak diciptakan) kecuali karena ilmu.
[1]  السفاد: الجماع.
وقال بعض العلماء: ليت شعري أي شيء أدرك من فاته العلم، وأي شيء فاته من أدرك العلم.
Sebagian ulama berkata : "Wahai kiranya, apakah yang diperoleh oleh orang yang tidak memiliki ilmu, dan apakah yang tidak diperoleh oleh orang yang memiliki ilmu ?".
Nabi SAW bersabda :Artinya : "Barang siapa diberi Al Qur'an lalu ia memandang bahwa ada seseorang yang diberi sesuatu yang lebih baik dari padanya maka ia telah menghina sesuatu yang dibesarkan oleh Allah Ta'ala".
وقال عليه الصلاة والسلام: (من أوتي القرآن فرأى أن أحدا أوتي خيرا منه فقد حقر ما عظم الله تعالى)[1].
[1]  لم أقف عليه في الكتب التسعة.
وقال فتح الموصلي رحمه الله: أليس المريض إذا منع الطعام والشراب والدواء يموت؟ قالوا: بلى، قال: كذلك القلب إذا منع عنه الحكمة والعلم ثلاثة أيام يموت. ولقد صدق فإن غذاء القلب العلم والحكمة وبهما حياته، كما أن غذاء الجسد الطعام،
Fathul Maushuh rahimahullah berkata : "Bukankah orang sakit apabila dicegah makan, minum dan obat maka ia mati ?". Mereka (orang-orang) menjawab : "Ya". Ia berkata : "Demikian juga hati, apabila dicegah dari padanya hikmah dan ilmu selama tiga hari maka hati itu akan mati".
Ia benar karena makanan hati adalah ilmu dan hikmah, dan dengan keduanyalah hidupnya hati sebagaimana makanan tubuh adalah makanan.
Barangsiapa yang tidak mendapat ilmu maka hatinya sakit sedangkan matinya itu pasti. Tetapi ia tidak merasakannya karena cinta dan sibuk dengan dunia itu mematikan perasaannya sebagaimana takut itu kadang-kadang meniadakan sakitnya luka seketika, meskipun luka itu masih ada.
ومن فقد العلم فقلبه مريض وموته لازم ولكنه لا يشعر به؛ إذ حب الدنيا وشغله بها أبطل إحساسه؛ كما أن غلبة الخوف قد تبطل ألم الجراح في الحال وإن كان واقعا[1]؛ فإذا حط الموت عنه أعباء الدنيا أحسَّ بهلاكه وتحسر تحسرا عظيما ثم لا ينفعه وذلك كإحساس الآمن خوفه والمفيق من سكره بما أصابه من الجراحات في حالة السكر أو الخوف، فنعوذ بالله من يوم كشف الغطاء فإن الناس نيام فإذا ماتوا انتبهوا[2].
[1]  في ن : واقفاً
[2]  قد يكون حديثاً نبوي شريف، أنظر كتاب ذكر الموت وما بعده وهو آخر كتب الإحياء و كتاب المنقذ من الضلال للمؤلف رحمه الله.
Apabila kematian telah menghilangkan bebananbebanan dunia maka ia merasakan kebinasaannya dan ia menyesal dengan sesalan yang besar namun sesalan itu tidak berguna baginya. Itu seperti perasaan orang yang aman dari takutnya, dan orang yang sadar dari mabuknya terhadap luka-luka yang dideritanya dalam keadaan mabuknya atau dalam keadaan takut.
 Maka kita mohon perlindungan kepada Allah pada hari dibukanya tutup. Sesungguhnya manusia itu tidur,  apabila mati maka mereka jaga (bangun)
وقال الحسن رحمه الله: يوزن مداد العلماء بدم الشهداء فيرجح مداد العلماء بدم الشهداء.
Al Hasan rahimahullah berkata : "Tinta ulama itu ditimbang dengan darah syuhada' maka tinta ulama itu unggul atas darah syuhada' ".
وقال ابن مسعود رضي الله عنه: عليكم بالعلم قبل أن يرفع ورفعه موت رواته، فوالذي نفسي بيده ليودن رجال قتلوا في سبيل الله شهداء أن يبعثهم الله علماء لما يرون من كرامتهم، فإن أحدا لم يولد عالما وإنما العلم بالتعلم.
Ibnu Mas'ud ra berkata : "Wajib atasmu untuk berilmu sebelum ilmu itu diangkat, sedangkan diangkatiiya ilmu adalah matinya perawi-perawinya. Demi Dzat yang jiwaku di tanganNya sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu sebagai syuhada' itu senang dibangkitkan oleh Allah sebagai ulama karena kemuliaan ulama yang mereka lihat. Sesungguhnya seseorang itu tidak dilahirkan sebagai orang yang berilmu, namun ilmu itu dengan belajar".
وقال ابن عباس رضي الله عنهما: تذاكر العلم بعض ليلة أحب إلي من إحيائها. وكذلك عن أبي هريرة رضي الله عنه وأحمد بن حنبل رحمه الله.
Ibnu Abbas ra berkata : "Mendiskusikan ilmu pada sebagian malam lebih saya sukai dari pada menghidupkan malam itu (dengan shalat dan sebagainya = pent)".
 Demikian juga dari Abu Hurairah ra dan Ahmad bin Hambal rahimahullah. Al Hasan berkata mengenai firman Allah Ta'ala :
Artinya : "Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat" (Al Bagarah : 201).
وقال الحسن في قوله تعالى: ﴿ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة﴾ (سورة البقرة: الآية 201. سورة التوبة: الآية 122) إن الحسنة في الدنيا هي العلم والعبادة وفي الآخرة هي الجنة وقيل لبعض الحكماء أي الأشياء تقتني قال الأشياء التي إذا غرقت سفينتك سبحت معك يعني العلم وقيل أراد بغرق السفينة هلاك بدنه بالموت وقال بعضهم من اتخذ الحكمة لجاما اتخذه الناس إماما ومن عرف بالحكمة لاحظته العيون بالوقار.
Bahwasanya kebaikan di dunia itu adalah ilmu dan ibadah, sedangkan kebaikan di akhirat adalah syurga.Ditanyakan kepada sebagian hukama' : "Barang apakah yang selalu mengikuti (pemiliknya) ?".

 la berkata : "Barang yang mana apabila kapalmu tenggelam maka kamu berenang bersamanya, yaitu ilmu". Dan ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tenggelamnya kapal adalah hancurnya badan karena Mati.
Sebagian mereka berkata : "Barang siapa mengambil hikmah (ilmu) sebagai kendali maka manusia menjadikannya sebagai pemimpin. Dan barang siapa mengetahui hikmah maka ia dipandang oleh semua mata dengan penghormatan".
وقال الشافعي رحمة الله عليه من شرف العلم أن كل من نسب إليه ولو في شيء حقير فرح ومن رفع عنه حزن وقال عمر رضي الله عنه يا أيها الناس عليكم بالعلم فإن لله سبحانه رداء يحبه فمن طلب بابا من العلم رداه الله عز وجل بردائه فإن أذنب ذنبا استعتبه ثلاث مرات لئلا يسلبه رداءه ذلك وإن تطاول به ذلك الذنب حتى يموت
Asy Syafi'i rahmatullah 'alaih berkata : "Termasuk kemuliaan ilmu adalah setiap orang yang dikatakan berilmu walaupun mengenai sesuatu yang remeh maka ia bergembira dan barang siapa yang (dikatakan) tidak memiliki ilmu maka ia bersedih".
Umar ra berkata : "Wahai manusia, wajib atasmu untuk berilmu. Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci memiliki selendang yang dicintaiNya. Barang siapa menuntut satu bab dari ilmu maka Allah menyelendanginya dengan selendangnya. Jika ia berbuat dosa maka ia agar memperbaikinya tiga kali agar selendangnya itu tidak dilepas dari padanya, meskipun dosanya itu berkepanjangan sehingga ia meninggal".
وقال الأحنف رحمه الله كاد العلماء أن يكونوا أربابا وكل عز لم يوطد بعلم فإلى ذل مصيره
Al Ahnaf rahimahullah berkata : "Ulama itu hampir-hampir sebagai Tuhan, dan setiap kemuliaan yang tidak dimantapkan oleh ilmu maka akhirnya menjadi hina".
وقال سالم بن أبي الجعد اشتراني مولاي بثلثمائة درهم وأعتقني فقلت بأي شيء أحترف فاحترفت بالعلم فما تمت لي سنة حتى أتاني أمير المدينة زائرا فلم آذن له
Salim bin Abil Ja'd berkata : "Tuanku membeliku dengan tiga ratus dirham dan ia memerdekakan saya". Lalu saya berkata : "Dengan apakah saya bekerja ?". Maka saya bekerja dengan ilmu dan tidak genap setahun bagiku sehingga datanglah amir Madinah kepadaku dan saya tidak mengizinkan baginya".
وقال الزبير بن أبي بكر كتب إلي أبي بالعراق عليك بالعلم فإنك إن افتقرت كان لك مالا وإن استغنيت كان لك جمالا وحكى ذلك في وصايا لقمان لابنه قال يا بني جالس العلماء وزاحمهم بركبتيك فإن الله سبحانه يحيي القلوب بنور الحكمة كما يحيي الأرض بوابل
Az Zubair bin Abu Bakar berkata : "Ayahku di Irak berkirim Surat kepadaku "Wajib atasmu berilmu. Jika kamu fakir maka ilmu itu menjadi hartamu. Dan jika kamu kaya maka ilmu itu menjadi keindahan bagimu".
Demikian itu dihikayatkan juga dalam wasiyat-wasiyat Luqman kepada anaknya, ia berkata : "Hai anakku, duduklah pada ulama dan merapatlah kepada mereka dengan kedua lututmu karena sesunguhnya Allah Yang Maha Suci menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan tanah dengan hujan dari langit".

السماء وقال بعض الحكماء إذا مات العالم بكاه الحوت في الماء والطير في الهواء ويفقد وجهه ولا ينسى ذكره وقال الزهري رحمه الله العلم ذكر ولا تحبه إلا ذكران الرجال.
Sebagian hukama' berkata : "Apabila orang 'alim meninggal maka ia ditangisi oleh ikan di air, dan oleh burung di udara, ia hilang tetapi sebutannya tidak dilupakan penyebutannya.
Az Zuhri rahimahullah berkata : "Ilmu jantan, dan tidak menyintainya kecuali orang laki-laki yang jantan".

KITA LANJUTKAN
فضيلة التعلم
Keutamaan Belajar