Showing posts with label Tentang keutamaan ilmu. Show all posts
Showing posts with label Tentang keutamaan ilmu. Show all posts

Tuesday, November 22, 2011

Tentang keutamaan ilmu

Tentang keutamaan ilmu
ADAPUN ATSAR (KATA - KATA SHAHABAT)
Ali bin Abi Thalib ra berkata kepada Kumail : "Hai Kumail, ilmu itu lebih utama dari pada harta karena, ilmu itu menjagamu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu adalah hakim, sedangkan harta adalah yang dihakimi. Harta menjadi berkurang dengan dibelanjakan, sedangkan ilmu menjadi berkembang dengan dibelanjakan (diberikan kepada orang lain)".
Ali ra juga berkata : "Orang yang 'alim itu lebih utama dari pada orang yang berpuasa, berdiri ibadah malam dan berjuang. Apabila seorang 'alim meninggal maka berlobanglah dalam Islam dengan suatu lobang yang tidak tertutup kecuali oleh penggantinya". Dan ia ra berkata dalam bentuk puisi (nazham) :
Artinya : "Tidak ada kebanggaan kecuali bagi ahli ilmu, sesungguhnya mereka di atas petunjuk, dan mereka penunjuk orang yang minta petunjuk.
Nilai setiap orang adalah sesuatu yang menjadikannya baik,
sedangkan orang-orang bodoh itu musuh ahli ilmu. Maka cardah kemenangan kamu dengan ilmu, dengan ilmu itu kamu hidup selamanya, manusia itu mati, sedangkan ahli ilmu itu hidup".
Abul Aswad berkata : "Tidak ada sesuatu yang lebih utama dari pada ilmu. Para raja itu memerintah manusia (orang kebanyakan), sedangkan para ahli ilmu itu memerintah para raja".
Ibnu Abbas ra berkata : "Sulaiman bin Dawud as disuruh memilih antara ilmu, harta dan kerajaan maka beliau memilih ilmu, lalu beliau diberi harta dan kerajaan".
Ibnul Mubarak ditanya : "Siapakah manusia itu" la menjawab "Para ulama". Ditanyakan lagi : "Siapakah para raja itu ?". la menjawab : "Orang-orang yang zuhud". Ditanyakan lagi : "Siapakah orang rendahan itu ?" Ia menjawab : "Orang-orang yang memakan dunia dengan agama". Ia tidak memasukkan orang yang tidak berilmu ke golongan manusia karena kekhususan yang membedakan manusia terhadap seluruh hewan adalah ilmu.
Maka, manusia adalah manusia yang menjadi mulia karena ilmu. Kemuliaan itu bukan karena kekuatan dirinya karena unta itu lebih kuat dari padanya. Dan bukan karena besarnya, karena gajah itu lebih besar dari padanya. Dan bukan karena beraninya karena binatang buas itu lebih berani dari padanya. Bukan karena makannya karena lembu itu lebih besar perutnya dari pada perutnya. Dan bukan karena bersetubuhnya karena burung pipit yang paling rendah itu lebih kuat untuk bersetubuh dari padanya. Bahkan manusia itu tidak dijadikan (tidak diciptakan) kecuali karena ilmu.
Sebagian ulama berkata : "Wahai kiranya, apakah yang diperoleh oleh orang yang tidak memiliki ilmu, dan apakah yang tidak diperoleh oleh orang yang memiliki ilmu ?".
Nabi SAW bersabda :Artinya : "Barang siapa diberi Al Qur'an lalu ia memandang bahwa ada seseorang yang diberi sesuatu yang lebih baik dari padanya maka ia telah menghina sesuatu yang dibesarkan oleh Allah Ta'ala".
Fathul Maushuh rahimahullah berkata : "Bukankah orang sakit apabila dicegah makan, minum dan obat maka ia mati ?". Mereka (orang-orang) menjawab : "Ya". Ia berkata : "Demikian juga hati, apabila dicegah dari padanya hikmah dan ilmu selama tiga hari maka hati itu akan mati".
Ia benar karena makanan hati adalah ilmu dan hikmah, dan dengan keduanyalah hidupnya hati sebagaimana makanan tubuh adalah makanan.
Barangsiapa yang tidak mendapat ilmu maka hatinya sakit sedangkan matinya itu pasti. Tetapi ia tidak merasakannya karena cinta dan sibuk dengan dunia itu mematikan perasaannya sebagaimana takut itu kadang-kadang meniadakan sakitnya luka seketika, meskipun luka itu masih ada.
Apabila kematian telah menghilangkan bebananbebanan dunia maka ia merasakan kebinasaannya dan ia menyesal dengan sesalan yang besar namun sesalan itu tidak berguna baginya. Itu seperti perasaan orang yang aman dari takutnya, dan orang yang sadar dari mabuknya terhadap luka-luka yang dideritanya dalam keadaan mabuknya atau dalam keadaan takut.
 Maka kita mohon perlindungan kepada Allah pada hari dibukanya tutup. Sesungguhnya manusia itu tidur,  apabila mati maka mereka jaga (bangun)
Al Hasan rahimahullah berkata : "Tinta ulama itu ditimbang dengan darah syuhada' maka tinta ulama itu unggul atas darah syuhada' ".
Ibnu Mas'ud ra berkata : "Wajib atasmu untuk berilmu sebelum ilmu itu diangkat, sedangkan diangkatiiya ilmu adalah matinya perawi-perawinya. Demi Dzat yang jiwaku di tanganNya sungguh orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu sebagai syuhada' itu senang dibangkitkan oleh Allah sebagai ulama karena kemuliaan ulama yang mereka lihat. Sesungguhnya seseorang itu tidak dilahirkan sebagai orang yang berilmu, namun ilmu itu dengan belajar".
Ibnu Abbas ra berkata : "Mendiskusikan ilmu pada sebagian malam lebih saya sukai dari pada menghidupkan malam itu (dengan shalat dan sebagainya = pent)".
 Demikian juga dari Abu Hurairah ra dan Ahmad bin Hambal rahimahullah. Al Hasan berkata mengenai firman Allah Ta'ala :
Artinya : "Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat" (Al Bagarah : 201).
Bahwasanya kebaikan di dunia itu adalah ilmu dan ibadah, sedangkan kebaikan di akhirat adalah syurga.Ditanyakan kepada sebagian hukama' : "Barang apakah yang selalu mengikuti (pemiliknya) ?".

 la berkata : "Barang yang mana apabila kapalmu tenggelam maka kamu berenang bersamanya, yaitu ilmu". Dan ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tenggelamnya kapal adalah hancurnya badan karena Mati.
Sebagian mereka berkata : "Barang siapa mengambil hikmah (ilmu) sebagai kendali maka manusia menjadikannya sebagai pemimpin. Dan barang siapa mengetahui hikmah maka ia dipandang oleh semua mata dengan penghormatan".
Asy Syafi'i rahmatullah 'alaih berkata : "Termasuk kemuliaan ilmu adalah setiap orang yang dikatakan berilmu walaupun mengenai sesuatu yang remeh maka ia bergembira dan barang siapa yang (dikatakan) tidak memiliki ilmu maka ia bersedih".
Umar ra berkata : "Wahai manusia, wajib atasmu untuk berilmu. Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci memiliki selendang yang dicintaiNya. Barang siapa menuntut satu bab dari ilmu maka Allah menyelendanginya dengan selendangnya. Jika ia berbuat dosa maka ia agar memperbaikinya tiga kali agar selendangnya itu tidak dilepas dari padanya, meskipun dosanya itu berkepanjangan sehingga ia meninggal".
Al Ahnaf rahimahullah berkata : "Ulama itu hampir-hampir sebagai Tuhan, dan setiap kemuliaan yang tidak dimantapkan oleh ilmu maka akhirnya menjadi hina".
Salim bin Abil Ja'd berkata : "Tuanku membeliku dengan tiga ratus dirham dan ia memerdekakan saya". Lalu saya berkata : "Dengan apakah saya bekerja ?". Maka saya bekerja dengan ilmu dan tidak genap setahun bagiku sehingga datanglah amir Madinah kepadaku dan saya tidak mengizinkan baginya".
Az Zubair bin Abu Bakar berkata : "Ayahku di Irak berkirim Surat kepadaku "Wajib atasmu berilmu. Jika kamu fakir maka ilmu itu menjadi hartamu. Dan jika kamu kaya maka ilmu itu menjadi keindahan bagimu".
Demikian itu dihikayatkan juga dalam wasiyat-wasiyat Luqman kepada anaknya, ia berkata : "Hai anakku, duduklah pada ulama dan merapatlah kepada mereka dengan kedua lututmu karena sesunguhnya Allah Yang Maha Suci menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan tanah dengan hujan dari langit".
Sebagian hukama' berkata : "Apabila orang 'alim meninggal maka ia ditangisi oleh ikan di air, dan oleh burung di udara, ia hilang tetapi sebutannya tidak dilupakan penyebutannya.
Az Zuhri rahimahullah berkata : "Ilmu jantan, dan tidak menyintainya kecuali orang laki-laki yang jantan".

KITA LANJUTKAN
Keutamaan Belajar
Adapun ayat-ayat maka firman Allah Ta'ala

Artinya : "Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama" (At Taubah : 122).
Dan firman Allah 'Azza Wa Jalla :
Artinya : "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (An Nahl : 43).
Adapun hadits maka sabda Nabi SAW
Artinya "Barang siapa menempuh jalan yang padanya ia menuntut ilmu maka Allah menempuhkannya jalan ke syurga”H.R. Muslim dari hadits Abu Huraurah.

Beliau SAW bersabda :
Artinya "Sesungguhnya malaikat itu membentangkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena ridha kepada apa yang ia lakukan',
H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dan Hakim dan ia menshahihkannya dari hadits Shafwan bin Assal.
 Beliau SAW bersabda
Artinya "Sungguh kamu pergi lalu kamu belajar satu bab dari ilmu itu lebih baik dari pada kamu shalat seratus reka'at”H.R. Ibnu Abdil Barr dari hadits Abu Dzarr.
Beliau SAW bersabda :
Artinya : "Satu bab dari ilmu yang dipelajari oleh seseorang adalah lebih baik baginya dari pada dunia dan apa yang ada Padanya’H.R. Ibnu Hibban dan Ibnu Abdil Barr dari Hasan Al Bashri
Beliau SAW bersabda :
Artinya : "Tuntutlah ilmu walau di Cina”H.R. Ibnu Adi dan Al Baihaqi dari hadits Anas
Beliau SAW bersabda
Artinya : "Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap muslim’H.R. Abu Na'im dari hadits Ali, marfu' dengan sanad yang dha'if.,
Beliau as bersabda  : Artinya : "Ilmu itu gudang, kuncinya adalah bertanya. Ketahuilah maka bertanyalah. Sungguh padanya diberi pahala empat orang, yaitu : penanya, orang yang berilmu, pendengar dan orang yang senang kepada mereka"H.R. Ath Thabrani, Ibnu Mardawaih, Ibnu Sunni dan Abu Na'im dari hadits Jabir dengan sanad yang lemah.
Dan beliau SAW bersabda :
Artinya : "Tidak seyogya bagi orang bodoh diam atas kebodohannya, dan tidak seyogya atas orang yang berilmu untuk diam atas ilmunya”H.R. Ath Thabrani, Ibnu Mardawaih, Ibnus Sunni dan Abu Na'im dari hadits Jabir dengan sanad yang lemah
Dalam hadits Abu Dzarr ra
Artinya "Menghadiri majlis orang 'alim itu adalah lebih utama dari pada shalat seribu reka'at, menjenguk seribu orang sakit dan menghadiri seribu janazah ". Lalu ditanyakan : "Wahai Rasulullah dan dari membaca Al Qur'an ?" Lalu beliau SAW bersabda : "Apakah Al Qur'an itu bermanfaat kecuali dengan ilmu ?”Hadits disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu'at dari hadits Umar.
Beliu as bersabda
Artinya "Barang siapa didatangi kematian di mana ia sedang menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam maka antara ia dan para Nabi di syurga adalah satu derajat / tingkatan"H.R. Ad Daritni dan Ibnus Sunni dari hadits Hasan.