Wednesday, November 30, 2011

terjemah ihya ulumuddin,bab 2 : Budi pekerti Imam Abu Hanifah

Budi pekerti Imam Abu Hanifah
Adapun Abu Hanifah rahimahullah Ta'ala juga seorang yang 'abid (ahli ibadah) yang zuhud dan ma'rifat kepada Allah Ta'ala karena takut kepadaNya dan dengan ilmunya ia berkemauan memperoleh ridha Allah Ta'ala.

Adapun keadaannya sebagai seorang yang ahli beribadah maka dapat diketahui dengan apa yang diriwayatkan dari Ibnu Abdil Muba­rak bahwasanya ia berkata bahwasanya Abu Hanifah rahimahullah Ta'ala itu seorang yang muru'ah (menjaga nilai kemanusiaannya untuk tetap pada akhlak yang mulia) dan banyak shalat.

Hammad bin Abi Salman meriwayatkan bahwasanya ia (Abu Hanifah) menghidupkan seluruh malamnya. Dan diriwayatkan bah wasanya ia menghidupkan separoh malam.
Pada suatu hari ia lewat di jalan lalu ada seseorang menunjuk kepadanya sambil berjalan dan berkata kepada orang lain : "Inilah orang yang menghidupkan selu­ruh malamnya".

Setelah itu ia menghidupkan seluruh malamnya dan ia berkata! "Saya malu kepada Allah Yang Maha Suci untuk disifati dengan ibadah yang tidak ada padaku".

Adapun zuhudnya maka telah diriwayatkan dari Rabi' bin Ashim berkata : "Yazid bin Umar bin Hubairah mengutusku lalu saya menghadap, kepada Abu Hanifah, karena Yazid menghendaki agar Abu Hanifah menjabat penguasa baitul mal. Namun Abu Hanifah meno­lak maka ia dipukul dua puluh kali dengan cambuk.

Lihatlah bagai­mana ia lari dari kekuasaan dan mau menanggung siksaan.

Hakam bin Hisyam Ats Tsaqafi berkata : "Saya di Syam dice­ritai sebuah ceritera tentang Abu Hanifah bahwasanya ia tergolong manusia yang paling besar amanatnya dan Sultan menghendaki agar ia memegang kunci perbendaharaannya atau memukul punggungnya. Lalu ia memilih siksaan mereka (Sultan dan petugas) kepadanya dari pada siksaan Allah Ta'ala.

Dan diriwayatkan bahwasanya disebutkan Abu Hanifah di sisi Ibnul Mubarak lalu Ibnul Mubarak berkata : "Apakah kamu seka­lian ingat seorang laki-laki yang ditawarkan kepadanya dunia dengan keseluruhannya lalu ia lari dari padanya".

Dan diriwayatkan dari Muhammad bin Syuja' dari sebagian teman-temannya bahwasanya dikatakan kepada Abu Hanifah : "Amirul mu'minin Abu Ja'far Al Manshur telah memerintahkan kepa­damu dengan sepuluh ribu dirham". Ia berkata : "Abu Hanifah tidak rela". Maka pada hari yang diperkirakan harta itu akan diberikan kepadanya, ia shalat Shubuh kemudian menutup badannya dengan kainnya dan tidak berkata. Lalu utusan Hasan bin Quhthubah mem­bawa harta, dan masuk kepadanya namun ia tidak berkata kepada­nya. Berkatalah sebagian orang yang Nadir : "Ia tidak berkata kepada kita kecuali kata demi kata" yakni itulah kebiasaannya. la (Abu Hani­fah) berkata : "Letakkanlah uang itu di gereba ini di sudut rumah ! ". Kemudian setelah itu Abu Hanifah berwasiat mengenai harta benda rumahnya. la berkata kepada anak laki-lakinya : "Apabila saya mati dan kalian telah menguburku maka ambillah uang puluhan ribu dirham ini dan bawalah kepada Hasan bin Quhthubah lalu katakan­lah kepadanya : "Ambillah titipanmu yang telah engkau titipkan kepada Abu Hanifah". Anak laki-lakinya berkata : "Lalu saya melaksanakan hal itu". Hasan berkata : "Semoga rahmat Allah atas ayahmu. la sungguh ketat terhadap agamanya".

Dan diriwayatkan bahwasanya ia dipanggil untuk menjabat hakim. Lalu ia berkata : "Saya tidak pantas untuk jabatan) ini". Maka dita­nyakan kepadanya : "Mengapakah ?" Lalu ia menjawab: "Jika saya benar maka saya tidak pantas untuknya. Dan jika saya dusta maka orang yang dusta itu tidak pantas untuk menjabat hakim".

Adapun ilmunya mengenai jalan akhirat, jalan urusan agama dan ma'rifatnya kepada Allah 'Azza Wa Jalla maka ditunjukkan oleh sangat takutnya kepada Allah Ta'ala dan zuhudnya terhadap dunia.

Ibnu Juraij berkata : "Telah sampai kepadaku tentang orang Kufahmu, bahwasanya Nu'man bin Tsabit ini adalah orang yang sangat takut kepada Allah Ta'ala.

Syarik An Nakha'i berkata : "Abu Hanifah itu lama diamnya, terus menerus berfikir dan sedikit berbicara kepada manusia". Ini ada­lah tanda-tanda yang paling jelas atas ilmu batin dan sibuk dengan urusan-urusan agama yang penting.

Barang siapa yang dikarunia diam dan zuhud maka ia telah dikaruniai seluruh ilmu. Inilah sekelumit dari peri keadaan tiga orang imam.

Adapun pengikut Imam Ahmad bin Hambal dan Sufyan At Tsauri rahimahullah Ta'ala adalah lebih sedikit dari pada mereka. Sedangkan pengikut Sufyan adalah lebih sedikit dari pada pengikut Ahmad. Akan tetapi kemasyhuan tentang wara' dan zuhud keduanya itu lebih nyata.

Seluruh kitab ini dipenuhi oleh hikayat perbuatan dan perkataan keduanya. Namun sekarang tidak dibutuhkan perinciannya. Sekarang lihatlah tentang perjalanan tiga orang Imam itu dan renungkanlah bahwa peri keadaan ini, perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan dalam berpaling dari dunia dan semata-mata beribadah kepada Allah 'Azza Wa Jalla, apakah dibuahkan oleh semata-mata ilmu dengan cabang-cabang fiqh dari pengetahuan salam jual beli pesanan), sewa menyewa, zhihar, ila' dan li’an ataukah dibuahkan oleh ilmu lain yang lebih tinggi dan lebih mulia dari padanya. Lihatlah orang-orang yang mengaku mengikuti mereka (imam-imam), apakah mereka benar dalam pengakuan mereka atau tidak ?
dilanjutkan bab tiga  (3) 
BAB TIGA
TENTANG ILMU-ILMU YANG TERPUJI MENURUT
ORANG-ORANG UMUM PADAHAL TIDAK TERMASUK
ILMU-ILMU YANG TERPUJI. DAN DI DALAMNYATERDAPAT PENJELASAN SEGI YANG KARENANYAKADANG-KADANG SEBAGIAN ILMU-ILMU ITU TERCELA,PENJELASAN PENGGANTIAN ILMU-ILMU YANG TERTINGGIYAITU FIQH, ILMU, TAUHID, TADZKIR DAN HIKMAH.DAN PENJELASAN TINGKAT YANG TERPUJI
DAN YANG TERCELA DARI ILMU - ILMU SYARI'AT

Monday, November 28, 2011

BAB PERTAMA .ihya jilid 1: Tentang keutamaan belajar bag.1


KITA LANJUTKAN
Keutamaan Belajar
فضيلة التعلم
Adapun ayat-ayat maka firman Allah Ta'ala
أما الآيات فقوله تعالى: ﴿فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الدين﴾ (سورة التوبة: الآية 122)
Artinya : "Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama" (At Taubah : 122).
Dan firman Allah 'Azza Wa Jalla :
وقوله عز وجل ﴿فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون﴾ (سورة النحل: الآية 43، وسورة الأنبياء: الآية 7)
Artinya : "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (An Nahl : 43).
وأما الأخبار فقوله صلى الله عليه وسلم: (من سلك طريقا يطلب فيه علما سلك الله به طريقا إلى الجنة) [1]. Adapun hadits maka sabda Nabi SAW
[1]  حديث (من سلك طريقا يطلب فيه علما) الحديث. أخرجه مسلم (2699/38) من حديث أبي هريرة.
Artinya "Barang siapa menempuh jalan yang padanya ia menuntut ilmu maka Allah menempuhkannya jalan ke syurga”H.R. Muslim dari hadits Abu Huraurah.
وقال صلى الله عليه وسلم: (إن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضاء بما يصنع) [1].
[1]  حديث (إن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضاء بما يصنع) أخرجه أحمد (4/240،239) وابن حبان والحاكم وصححه من حديث صفوان بن عسال.
Beliau SAW bersabda :
Artinya "Sesungguhnya malaikat itu membentangkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena ridha kepada apa yang ia lakukan',
H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dan Hakim dan ia menshahihkannya dari hadits Shafwan bin Assal.
وقال صلى الله عليه وسلم: (لأن تغدو فتتعلم بابا من العلم خير من أن تصلي مائة ركعة)[1].
[1]  حديث (لأن تغدو فتتعلم بابا من الخير خير من أن تصلي مائة ركعة) أخرجه ابن عبد البر من حديث أبي ذر وليس إسناده بذاك والحديث عند ابن ماجه(219) بلفظ آخر.

Beliau SAW bersabda
Artinya "Sungguh kamu pergi lalu kamu belajar satu bab dari ilmu itu lebih baik dari pada kamu shalat seratus reka'at”H.R. Ibnu Abdil Barr dari hadits Abu Dzarr.
وقال صلى الله عليه وسلم: (باب من العلم يتعلمه الرجل خير له من الدنيا وما فيها)[1]. Beliau SAW bersabda :
[1]  حديث (باب من العلم يتعلمه الرجل خير له من الدنيا) أخرجه ابن حبان في روضة العقلاء وابن عبد البر موقوفا على الحسن البصري ولم أره مرفوعا إلا بلفظ (خير له من مائة ركعة) رواه الطبراني في الأوسط بسند ضعيف من حديث أبي ذر.
Artinya : "Satu bab dari ilmu yang dipelajari oleh seseorang adalah lebih baik baginya dari pada dunia dan apa yang ada Padanya’H.R. Ibnu Hibban dan Ibnu Abdil Barr dari Hasan Al Bashri
وقال صلى الله عليه وسلم: (اطلبوا العلم ولو بالصين)[1]. Beliau SAW bersabda :
[1]  حديث (اطلبوا العلم ولو بالصين) أخرجه ابن عدي والبيهقي في المدخل والشعب من حديث أنس وقال البيهقي متنه مشهور وأسانيده ضعيفة.
Artinya : "Tuntutlah ilmu walau di Cina”H.R. Ibnu Adi dan Al Baihaqi dari hadits Anas
قال صلى الله عليه وسلم: (طلب العلم فريضة على كل مسلم)
Beliau SAW bersabda
Artinya : "Menuntut ilmu itu fardhu atas setiap muslim’H.R. Abu Na'im dari hadits Ali, marfu' dengan sanad yang dha'if.,
ووقال صلى الله عليه وسلم: (العلم خزائن مفاتيحها السؤال ألا فاسألوا فإنه يؤجر فيه أربعة السائل والعالم والمستمع والمحب لهم)[1]. Beliau as bersabda  : Artinya : "Ilmu itu gudang, kuncinya adalah bertanya. Ketahuilah maka bertanyalah. Sungguh padanya diberi pahala empat orang, yaitu : penanya, orang yang berilmu, pendengar dan orang yang senang kepada mereka"H.R. Ath Thabrani, Ibnu Mardawaih, Ibnu Sunni dan Abu Na'im dari hadits Jabir dengan sanad yang lemah.
[1]  حديث (العلم خزائن مفاتيحها السؤال) الحديث. رواه أبو نعيم من حديث علي مرفوعا بإسناد ضعيف.
وقال صلى الله عليه وسلم: (لا ينبغي للجاهل أن يسكت على جهله ولا للعالم أن يسكت على علمه)[1]. Dan beliau SAW bersabda
[1]  حديث (لا ينبغي للجاهل أن يسكت على جهله) أخرجه الطبراني في الأوسط وابن مردويه في التفسير وابن السني وأبو نعيم في رياضة المتعلمين من حديث جابر بسند ضعيف.
Artinya : "Tidak seyogya bagi orang bodoh diam atas kebodohannya, dan tidak seyogya atas orang yang berilmu untuk diam atas ilmunya”H.R. Ath Thabrani, Ibnu Mardawaih, Ibnus Sunni dan Abu Na'im dari hadits Jabir dengan sanad yang lemah
Dalam hadits Abu Dzarr ra
وفي حديث أبي ذر رضي الله عنه: (حضور مجلس عالم أفضل من صلاة ألف ركعة وعيادة ألف مريض وشهود ألف جنازة) فقيل: يا رسول الله، ومن قراءة القرآن؟ فقال صلى الله عليه وسلم: (وهل ينفع القرآن إلا بالعلم)[1]. وقال عليه الصلاة والسلام: (من جاءه الموت وهو يطلب العلم ليحيي به الإسلام فبينه وبين الأنبياء في الجنة درجة واحدة)[2].


[1]  حديث أبي ذر (حضور مجلس علم أفضل من صلاة ألف ركعة) الحديث. ذكره ابن الجوزي في الموضوعات من حديث عمر ولم أجده من طريق أبي ذر.
[2]  حديث (من جاءه الموت وهو يطلب العلم) الحديث. أخرجه الدارمي(354) وابن السني في رياضة المتعلمين من حديث الحسن فقيل هو ابن علي وقيل هو ابن يسار البصري مرسلا.
Artinya "Menghadiri majlis orang 'alim itu adalah lebih utama dari pada shalat seribu reka'at, menjenguk seribu orang sakit dan menghadiri seribu janazah ". Lalu ditanyakan : "Wahai Rasulullah dan dari membaca Al Qur'an ?" Lalu beliau SAW bersabda : "Apakah Al Qur'an itu bermanfaat kecuali dengan ilmu ?”Hadits disebutkan oleh Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu'at dari hadits Umar.

Beliu as bersabda
Artinya "Barang siapa didatangi kematian di mana ia sedang menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam maka antara ia dan para Nabi di syurga adalah satu derajat / tingkatan"H.R. Ad Daritni dan Ibnus Sunni dari hadits Hasan.

dilanjutkan atsar ( kata kata shahabat) Tentang keutamaan belajar bag.2

terjemah ihya ulumuddin : bab.2, Budi pekerti imam Malik ra

Terjemah ihya ulumiddin jilid 1 bab 2 tentang penjelasan ilmu yang fardhu kifayah, dan kita lanjutkan budi pekerti Imam Malik ra

Budi pekerti imam Malik ra

Adapun Imam Malik ra juga berhias dengan pekerti yang lima ini.

Sesungguhnya ditanyakan kepadanya : "Apakah yang engkau .katakan hai Malik mengenai menuntut ilmu ?". la menjawab : "Baik,baik. Tetapi Lihatlah apa yang lazim bagimu dari saat kamu masuk waktu pagi sampai kamu masuk waktu sore maka tetaplah padanya ! ".

la (Malik) rahimahullah amat sangat dalam mengagungkan ilmu agama sehingga apabila ia berhadats maka ia wudhu', duduk di atas pertengahan hamparannya, ia menyisir jenggotnya, ia mengenakan minyak harum dan ia duduk dengan sopan dan berwibawa, kemu­dian ia menyampaikan hadits.

Lalu ditanyakan kepadanya mengenai hal itu, maka ia menjawab : "Saya senang untuk mengagungkan hadits Rasulullah SAW". Dan Malik berkata : "Ilmu itu adalah cahaya yang diberikan oleh Allah kepada siapa yang dikehendakiNya, dan bukan karena banyaknya riwayat". Penghormatan dan pemuliaan ini menun­jukkan atas kuatnya ma'rifatnya kepada kemuliaan Allah Ta'ala.

Adapun kemauannya dengan ilmu adalah untuk mencari keridha­an Allah Ta'ala, ditunjukkan oleh ucapannya : "Perdebatan dalam agama itu bukan sesuatu (yang bermanfa'at)". Perkataan Asy Syafi'i rahimahullah menunjukkan atasnya : "Sesungguhnya saya menyak­sikan Malik di mana ia ditanya tentang empat puluh delapan masalah lalu ia menjawab 'saya tidak tahu' pada tiga puluh dua masalah.

Barang siapa yang dengan ilmunya tidak bermaksud kepada Dzat Allah Ta'ala niscaya ia tidak sudi untuk mengaku tidak tahu. Oleh karena itu Asy Syafi'i ra berkata : "Apabila di sebutkan ulama maka Malik adalah bintang yang cemerlang. Dan tidak ada seorangpun yang lebih mem­beri kebaikan kepadaku dari pada Malik".

Dan diriwayatkan bahwa Abu Ja'far A] Manshur melarangnya untuk meriwayatkan hadits mengenai talak orang yang dipaksa. Kemu­dian ia (Abu Ja'far) menekan orang yang menanyakannya kepada­nya. Lalu ia (Malik) meriwayatkan kepada sekelompok orang banyak bahwa orang yang dipaksa itu tidak jatuh talaknya. Maka ia dipukul dengan cambuk, namun ia tidak meninggalkan periwayatan hadits itu.

Dan Malik rahimahullah berkata : "Tidaklah seseorang itu benar dalam perkataannya dan tidak berdusta kecuali ia diberi kegembiraan dengan akalnya dan akalnya di waktu tuanya tidak tertimpa oleh bencana dan buat-buatan (khurafat).

Adapun zuhudnya terhadap dunia maka ditunjukkan oleh apa yang diriwayatkan bahwa Al Mandi, amirul mu'minin bertanya kepa­danya. la bertanya : "Apakah kamu mempunyai rumah ? ". la men­jawab : "Tidak". Tetapi saya ceriterakan kepadamu 'saya mende­ngar Rabi'ah bin Abdur Rahman berkata : "Nasab seseorang itu ada­lah rumahnya". Hanur Ar Rasyid bertanya kepadanya (Malik) : "Apakah engkau mempunyai rumah ? ". la menjawab : "Tidak". Lalu Hanur Ar Rasyid memberinya tiga ribu dinar seraya berkata : '.' Belilah rumah dengannya ! ". Lalu ia mengambil uang itu dan tidak dibelan­jakannya. Ketika Ar Rasyid mau mengangkatnya, ia berkata kepada Malik rahimahullah : "Seyogya engkau berangkat bersama kami sesungguhnya saya bermaksud untuk membawa manusia kepada Muwaththa' sebagaimana Utsman ra membawa manusia kepada Al
Qur'an. Maka Malik berkata kepadanya : "Adapun membawa manu­sia kepada Al Muwaththa' maka tidak ada jalan kepadanya, karena para shahabat Rasulullah SAW terpencar di kota-kota besar sesudah beliau maka setiap kota besar itu ada ilmu, padahal beliau SAW ber­sabda :
Artinya : "Perbedaan (pendapat) ummatku itu adalah rahmat".13)
Adapun keluar bersamamu maka tidak ada jalan kepadanya, karena Rosullillah SAW bersabda :

Artinya : "Madinah itu lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahuinya ". 14)
Dan beliau SAW bersabda

Artinya : "Madinah itu menghilangkan kotorannya sebagaimana tiupan tukang besi itu membersihkan besi".15)

Dan inilah dinar-dinarmu sebagaimana adanya dulu, jika kamu mau ambillah, dan jika mau tinggalkanlah ! Yakni jika kamu membebani saya untuk berpisah dengan kota Madinah niscaya tidak dapat melakukannya kepadaku, karena saya tidak mengutamakan dunia atas kota(Madinah) Rasulullah SAW.

Demikianlah Malik zuhud terhadap dunia.

Ketika dibawa harta yang banyak kepadanya dari ujung-ujung dunia karena tersebarnya ilmunya dan teman-temannya maka ia membagikannya di segi-segi kebajikan.
Kemurahannya (kedermawannya) ini menunjukkan atas zuhudnya dan sedikitnya cintanya kepada dunia.
13)  H.R. Al Baihaqi dari hadits Ibnu Abbas, dan sanadnya lemah.
14)  Muttafaq 'alaih dari hadits Sufyan bin Abi Zuhair.
15)  Muttafaq 'alaih dari hadits Abu Hurairah.

Zuhud itu bukan kosong dari harta, namun zuhud hanyalah kosongnya hati dari harta. Sulaiman as adalah orang yang zuhud terhadap kerajaannya.
Apa yang diriwayatkan dari Asy Syafi'i rahimahullah adalah menunjukkan atas hinanya dunia bagi Malik. la (Asy Syafi'i) ber­kata : "Saya melihat kuda muda dari Khurasan dan diberi nama Mishr., Saya belum pernah melihat (kuda) yang lebih bagus dari padanya". Saya berkata kepada Malik rahimahullah : "Alangkah baiknya anak kuda itu". Lalu Malik berkata : "Itu adalah hadiah buatmu dariku, hai Abu Abdillah ". Lalu saya berkata : "Tinggalkanlah untuk engkau, dari padanya engkau dapat mengendarainya". Lalu ia menjawab : "Sesungguhnya saya malu kepada Allah Ta'ala untuk menginjak tanah yang di dalamnya terdapat Nabiyyullah SAW dengan teracak kuda".

 Lihatlah kepada kedermawanannya karena ia memberikan seluruh­nya itu sekaligus, dan lihatlah penghormatannya kepada tanah Madinah.Menunjukkan kepada kemauannya dengan ilmu itu kepada ridha Allah Ta'ala dan rendahnya dunia dalam pandangannya apa yang diri­wayatkan bahwasanya ia (Malik) berkata : "Saya masuk pada Harun Ar Rasyid, lalu Harun berkata kepadaku : "Wahai Abu Abdillah, seyogya engkau, ikut kepada kami sehingga anak-anak kami mendengar Muwaththa' dari engkau". la berkata : "Saya menjawab : "Semoga Allah memuliakan Harun Ar Rasyid, seorang amir. Sesungguhnya ilmu ini pajak darimu. Jika kamu memuliakannya maka kamu adalah orang-orang yang mulia. Sedangkan jika kamu menghinakannya maka kamu adalah orang-orang yang hina. Ilmu itu didatangi dan tidak datang (sendiri). Lalu Harun menjawab : "Engkau benar". "Keluarlah ke masjid sehingga kamu mendengar bersama manusia !".

terjemah ihya jilid 1: Bab.1 : amal amal , pekerjaan

Amal-amal, pekerjaan dan usaha mereka itu terbatas pada tiga hal, yaitu
وأعمالهم وحرفهم وصناعاتهم تنحصر في ثلاثة أقسام أحدها أصول لا قوام للعالم دونها وهي أربعة الزراعة وهي للمطعم والحياكة وهي للملبس والبناء وهو للمسكن والسياسة وهي للتأليف والاجتماع والتعاون على أسباب المعيشة وضبطها
a. Pokok, yang mana tanpa pokok ini dunia tidak mempunyai pe­negak. Dan itu ada empat adalah
1).      Pertanian untuk pangan.
2).      Pertenunan/perajutan untuk sandang.
3).      Bangunan untuk pagan (tempat tinggal).
4).      Politik untuk menghimpun, kemasyarakatan dan tolong-­menolong untuk sebab-sebab   kehidupan dan menstabilkannya.

الثاني ما هي مهيئة لكل واحدة من هذه الصناعات وخادمة لها كالحدادة فإنها تخدم الزراعة وجملة من الصناعات بإعداد آلاتها كالحلاجة والغزل فإنها تخدم الحياكة بإعداد
b. Sesuatu yang menyiapkan dan melayani bagi masing-masing peker­jaan itu, seperti perindustrian besi/baja, di mana perindustrian ini melayani pertanian dan pertenunan/perajutan dengan menyiap­kan alat-alatnya seperti membersihkan kapas dari bijinya dan memintalnya. Itu melayani pertenunan/perajutan dengan menyiap­kan pekerjaannya.

عملها الثالث ما هي متممة للأصول ومزينة كالطحن والخبز للزراعة وكالقصارة والخياطة للحياكة وذلك بالإضافة إلى قوام أمر العالم الأرضي مثل أجزاء الشخص بالإضافة إلى جملته
c. Sesuatu yang menyempurnakan pokok dan menghiasinya, seperti penggilingan dan perotian bagi pertanian, dan menggunting dan menjahit kain bagi pertenunan. Demikian itu bila dinisbatkan kepada penegak urusan dunia bumi seperti bagian-bagian sere­orang bila dinisbatkan kepada keseluruhannya.
فإنها ثلاثة أضرب أيضا إما أصول كالقلب والكبد والدماغ وإما خادمة لها كالمعدة والعروق والشرايين والأعصاب والأوردة وإما مكملة لها ومزينة كالأظفار والأصابع والحاجبين
 Itu tiga macam juga, yaitu :
1).    Adakalanya pokok seperti jantung, hati dan otak.
Adakalanya pelayannya (angka 1) seperti perut, urat, urat sya­raf, otot-otot dan pembuluh darah.
3). Dan adakalanya penyempurna dan penghias baginya sepert: kuku, jari-jari dan bulu kening.
وأشرف هذه الصناعات أصولها وأشرف أصولها السياسة بالتأليف والاستصلاح ولذلك تستدعى هذه الصناعة من الكمال فيمن يتكفل بها ما لا يستدعيه سائر الصناعات
Yang paling mulia dari pekerjaan-pekerjaan ini adalah pokok­nya. Yang termulia dari pokok-pokoknya adalah politik untuk menghimpun dan memperbaiki. Oleh karena itu pekerjaan ini menun­tut kesempurnaan dari orang yang menanganinya akan sesuatu yang tidak dituntut oleh seluruh pekerjaan yang lain. Oleh karena itu pemi­lik pekerjaan ini mempergunakan seluruh pekerja yang lain.
ولذلك يستخدم لا محالة صاحب هذه الصناعة سائر الصناع والسياسة في استصلاح الخلق وإرشادهم إلى الطريق المستقيم المنجي في الدنيا والآخرة على أربع مراتب
Politik perbaikan manusia dan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus dan menyelamatkan di dunia dan akhirat itu atas empat tingkat, yaitu :
 الأولى وهي العليا سياسة الأنبياء عليهم السلام وحكمهم على الخاصة والعامة جميعا في ظاهرهم وباطنهم
a.    Yang pertama dan itu yang tertinggi adalah politik para Nabi as - dan hukum mereka atas golongan khusus dan umum mengenai lahir dan batin mereka.
والثانية الخلفاء والملوك والسلاطين وحكمهم على الخاصة والعامة جميعا ولكن على ظاهرهم لا على باطنهم
b.    Yang kedua para khalifah, para raja dan sultan, clan hukum mereka atas golongan khusus dan umum mengenai lahir mereka, tidak batin mereka.
والثالثة العلماء بالله عز وجل وبدينه الذين هم ورثة الأنبياء وحكمهم على باطن الخاصة فقط
c.    Yang ketiga adalah para ulama (orang-orang yang mengetahui) tentang Allah dan agamaNya yang mana mereka adalah pewaris para Nabi, dan hukum mereka atas batin golongan khusus saja.
ولا يرتفع فهم العامة على الاستفادة منهم ولا تنتهي قوتهم إلى التصرف في ظواهرهم بالإلزام والمنع والشرع
Sedangkan golongan umum tidak dapat memahami untuk meng­ambil faidah dari mereka. Dan kekuatan para ulama tidak sampai kepada pengurusan lahir golongan umum dengan menyuruh, mela­rang dan mengundangkan.
والرابعة الوعاظ وحكمهم على بواطن العوام فقط فأشرف هذه الصناعات الأربع بعد النبوة إفادة العلم وتهذيب نفوس الناس عن الأخلاق المذمومة المهلكة وإرشادهم إلى الأخلاق المحمودة المسعدة وهو المراد بالتعليم
d.    Yang keempat adalah tukang nasihat dan hukum mereka atas batin golongan umum saja.
Yang termulia dari pekerjaan-pekerjaan yang empat ini setelah kenabian adalah memfaidahkan ilmu dan membersihkan jiwa manu­sia dari perangai yang tercela dan membinasakan, lalu menunjukkan mereka kepada perangai (akhlak) yang terpuji dan menjadikan baha­gia, dan itulah yang dimaksud dengan pengajaran.
وإنما قلنا إن هذا أفضل من سائر الحرف والصناعات لأن شرف الصناعات يعرف بثلاثة أمور
Kami katakan bahwa pekerjaan (mengajar) ini lebih utama dari seluruh pekerjaan dan usaha karena kemuliaan pekerjaan itu dapat diketahui dengan tiga hal yaitu :
إما بالالتفات إلى الغريزة التي بها يتوصل إلى معرفتها كفضل العقول العقلية على اللغوية إذ تدرك الحكمة بالعقل واللغة بالسمع والعقل أشرف من السمع وإما بالنظر إلى عموم النفع كفضل الزراعة على الصياغة
a.       Adakalanya dengan menengok kepada naluri, yang dengannya sam­pai dapat mengenalinya seperti keutamaan ilmu-ilmu akal (matematik) atas ilmu-ilmu bahasa karena ilmu ini diketahui dengan akal Sedangkan ilmu bahasa dengan mendengar. Sedangkan akal adalah lebih sempurna dari pada pendengaran. Adakalanya dengan melihat kepada umumnya kemanfa'atan seperti keutamaan pertanian atas kemasan (Jawa, yaitu pertukangan emas).
وإما بملاحظة المحل الذي فيه التصرف كفضل الصياغة على الدباغة إذ محل أحدهما الذهب ومحل الآخر جلد الميتة
b. Adakalanya dengan melihat kepada tempat pelaksanaan pekerjaan seperti keutamaan kemasan atas penyamakan kulit. Karena tem­pat pekerjaan yang satunya itu emas, Sedangkan tempat pekerjaan lainnya kulit bangkai.
وليس يخفى أن العلوم الدينية وهي فقه طريق الآخرة إنما تدرك بكمال العقل وصفاء الذكاء والعقل أشرف صفات الإنسان كما سيأتي بيانه إذ به تقبل أمانة الله وبه يتوصل إلى جوار الله سبحانه وأما عموم النفع فلا يستراب فيه فإن نفعه وثمرته سعادة الآخرة
Dan tidak Samar bahwa ilmu-ilmu agama adalah mengetahui jalan akhirat, yang diketahui dengan sempurnanya akal dan jernihnya kecer­dasan. Sedangkan akal adalah sifat manusia yang termulia sebagai­mana akan datang penjelasannya. Karena dengan akal itulah manu­sia menerima amanat Allah, dan dengannya ia sampai ke sisi Allah Yang Maha Suci. Adapun umumnya kegunaan maka tidak diragu­kan karena kemanfa'atan dan buahnya adalah kebahagiaan akhirat.
وأما شرف المحل فكيف يخفى والمعلم متصرف في قلوب البشر ونفوسهم وأشرف موجود على الأرض جنس الإنس وأشرف جزء من جواهر الإنسان قلبه والمعلم مشتغل بتكميله وتجليته وتطهيره وسياقته إلى القرب من الله عز وجل
Adapun kemuliaan tempat maka bagaimana samarnya ? Guru itu mengurus tentang hati dan jiwa manusia. Sedangkan makhluk yang paling mulia di atas bumi adalah jenis manusia. Bagian yang termulia dari tubuh manusia adalah hatinya. Sedangkan guru itu sibuk dengan menyempurnakan, membersihkan, mensucikan dan menuntun hati untuk dekat kepada Allah 'Azza Wa Jalla.
فتعليم العلم من وجه عبادة لله تعالى ومن وجه خلافة لله تعالى وهو من أجل خلافة الله فإن الله تعالى قد فتح على قلب العالم العلم الذي هو أخص صفاته فهو كالخازن لأنفس خزائنه ثم هو مأذون له في الإنفاق منه على كل محتاج إليه فأي رتبة أجل من كون العبد واسطة بين ربه سبحانه وبين خلقه في تقريبهم إلى الله زلفى وسياقتهم إلى جنة المأوى
Mengajarkan ilmu itu dari satu sisi adalah ibadah kepada Allah Ta'ala. Dan dari sisi lain adalah khalifah Allah Ta'ala. Maka meng­ajar itu adalah karena sebagai khalifah Allah. Karena sesungguhnya Allah Ta'ala telah membuka atas hati orang yang berilmu akan ilmu yang mana ilmu itu adalah sifatNya yang paling khusus. Maka ia ada­lah seperti penjaga bagi gudangNya yang paling elok. Kemudian ia diberi idzin untuk membelanjakan dari padanya kepada setiap orang yang membutuhkannya. Derajat manakah yang lebih mulia dari pada keadaan hamba yang menjadi perantara antara Tuhannya Yang Maha Suci dan makhlukNya dalam rangka mendekatkan mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya, dan menuntun mereka ke syurga tem­pat tinggal ?
جعلنا الله منهم بكرمه وصلى الله على كل عبد مصطفى الباب الثاني في العلم المحمود والمذموم وأقسامهما وأحكامهما وفيه بيان ما هو فرض عين وما هو فرض كفاية وبيان أن موقع الكلام والفقه من علم الدين إلى أي حد هو وتفضيل علم الآخرة
Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan mereka dengan kemurahanNya, dan semoga Allah melimpahkan rahmat atas setiap hambaNya yang terpilih.

BAB PERTAMA SELESAI
Kritik dan saran kami nantikan
Dan dilanjutkam Bab kedua

Tentang dalil dalil akal,...keindahan ilmu

Tentang dalil-dalil akal

Tentang dalil dalil akal,...keindahan ilmu
في الشواهد العقلية اعلم أن المطلوب من هذا الباب معرفة فضيلة العلم ونفاسته 
Ketahuilah bahwa yang dicari pada bab ini adalah mengetahui keutarnaan dan keindahan ilmu.

وما لم تفهم الفضيلة في نفسها ولم يتحقق المراد منها لم يمكن أن تعلم وجودها صفة للعلم أو لغيره من الخصال فلقد ضل عن الطريق من طمع أن يعرف أن زيدا حكيم أم لا وهو بعد لم يفهم معنى الحكمة وحقيقتها
 Selama belum difahami keutamaan itu sendiri dan maksud dari padanya itu belum terujud maka tidak mungkin adanya itu diketahui sifat ilmu atau lainnya dari perihal, itu.

Sungguh tersesatlah dari jalan ini orang yang ingin mengetahui bahwa Zaid itu filosof atau bukan pada hal ia belum mengetahui ma'na dan hakikat filsafat.
والفضيلة مأخوذة من الفضل وهي الزيادة فإذا تشارك شيئان في أمر واختص أحدهما
بمزيد يقال فضله وله الفضل عليه مهما كانت زيادته فيما هو كمال ذلك الشيء F

Fadhilah (keutamaan) diambil dari kata fadhl (utama) yaitu ziyadah (tambahan). Apabila dua hal bersekutu dalam satu urusan dan salah satu dari keduanya itu mempunyai kekhususan dengan suatu tambahan maka dikatakan 'itu kelebihannya'. la mem­punyai keutamaan. atasnya (pihak lain) betapapun kelebihannya menge­nai sesuatu yang merupakan kesempurnaan bend itu.
كما يقال الفرس أفضل من الحمار بمعنى أنه يشاركه في قوة الحمل ويزيد عليه بقوة الكر والفر وشدة العدو وحسن الصورة فلو فرض حمار اختص بسلعة زائدة لم يقل إنه أفضل لأن تلك زيادة في الجسم ونقصان في المعنى وليست من الكمال في شيء والحيوان مطلوب لمعناه وصفاته لا لجسمه  Sebagaimana dikatakan. 'kuda itu lebih utama dari pada keledai' dengan penger­tian kuda itu bersekutu dengan keledai dalam kekuatan membawa dan kuda itu melebihi keledai dengan kekuatan berbalik dan maju, ken­cang lari dan baik bentuk. Seandainya diperkirakan keledai itu mem­punyai kekhususan dengan punuk (daging di tengkuk) yang berlebih maka tidak dikatakan bahwa keledai itu lebih utama karena punuk yang berlebih itu tambahan di tubuh namun kekurangan dalam arti, dan itu sama sekali tidak termasuk kesempurnaan, karena hewan itu dicari karena arti dan sifatnya, bukan tubuhnya.

فإذا فهمت هذا لم يخف عليك أن العلم فضيلة إن أخذته بالإضافة إلى سائر الأوصاف كما أن للفرس فضيلة إن أخذته بالإضافة إلى سائر الحيوانات بل شدة العدو فضيلة في الفرس وليست فضيلة على الإطلاق

apabila kamu telah memahami ini maka tidak Samar atasmu bahwa ilmu itu adalah keutamaan jika dibandingkan dengan seluruh sifat-sifat yang lain sebagaimana kuda itu mempunyai keutamaan jika dibandingkan kepada seluruh hewan lainnya. Bahkan kencangnya lari itu adalah keutamaan pada kuda, namun bukan keutamaan secara mutlak.
والعلم فضيلة في ذاته وعلى الإطلاق من غير إضافة فإنه وصف كمال الله سبحانه وبه شرف الملائكة والأنبياء بل الكيس من الخيل خير من البليد فهي فضيلة على الإطلاق من غير إضافة
Sedangkan ilmu itu adalah keutamaan pada dzatnya secara mutlak tanpa dibandingkan karena ilmu itu adalah sifat kesempur­naan Allah Yang Maha Suci. Dan dengan ilmu malaikat dan pars Nabi menjadi mulia. Bahkan kuda yang cerdik itu lebih baik dari pada kuda yang dungu. Maka itu merupakan keutamaan secara mutlak tanpa dibandingkan.
واعلم أن الشيء النفيس المرغوب فيه ينقسم إلى ما يطلب لغيره وإلى ما يطلب لذاته وإلى ما يطلب لغيره ولذاته جميعا
Ketahuilah bahwa sesuatu yang elok dan disenangi itu terbagi kepada

a.       Sesuatu yang dicari untuk selainnya,
b.       Sesuatu yang dicari karena dzatnya,
c.        Dan sesuatu yang dicari untuk lainnya dan karena dzatnya.
فما يطلب لذاته أشرف وأفضل مما يطلب لغيره والمطلوب لغيره الدراهم والدنانير فإنهما حجران لا منفعة لهما ولولا أن الله سبحانه وتعالى يسر قضاء الحاجات بهما لكانا والحصباء بمثابة واحدة
Maka sesuatu yang dicari karena dzatnya itu

adalah lebih mulia dan lebih utama dari pada apa yang dicari untuk selainnya. Yang dicari untuk selainnya yaitu dirham dan dinar, karena keduanya batu, tidak ada manfa'atnya. Seandainya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi tidak memudahkan penunaian kebutuhan dengan keduanya niscaya keduanya satu kedudukan dengan kerikil.
والذي يطلب لذاته فالسعادة في الآخرة ولذة النظر لوجه الله تعالى 
Sesuatu yang dicari karena dzatnya adalah kebahagiaan di akhi­rat dan kelezatan melihat Dzat Allah Ta'ala.
والذي يطلب لذاته ولغيره فكسلامة البدن فإن سلامة الرجل مثلا مطلوبة من حيث إنها سلامة للبدن عن الألم ومطلوبة للمشي بها والتوصل إلى المآرب والحاجات
Sesuatu yang dicari untuk dzatnya dan selainnya adalah seperti keselamatan tubuh, karena keselamatan tubuh misalnya itu dicari dari segi bahwa itu adalah keselamatan tubuh dari sesuatu yang menya­kitkan dan dicari untuk dapat berjalan dan sampai kepada tujuan­-tujuan dan kebutuhan-kebutuhan.

وبهذا الاعتبار إذا نظرت إلى العلم رأيته لذيذا في نفسه فيكون مطلوبا لذاته ووجدته وسيلة إلى دار الآخرة وسعادتها وذريعة إلى القرب من الله تعالى ولا يتوصل إليه إلا به
Dengan i'tibar ini, apabila kamu memandang kepada ilmu maka kamu melihatnya lezat pada dzatnya, maka ilmu itu dicari karena dzat­nya, dan kamu menjumpainya (ilmu) sebagai perantaraan ke perkam­pungan akhirat, kebahagiaannya dan jalan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala. Dan tidaklah sampai kepadaNya kecuali dengan ilmu.
وأعظم الأشياء رتبة في حق الآدمي السعادة الأبدية وأفضل الأشياء ما هو وسيلة إليها ولن يتوصل إليها إلا بالعلم والعمل 
Sebesar-besar tingkat sesuatu dalam hak Adami adalah kebaha­giaan yang abadi, dan seutama-utama sesuatu adalah sesuatu yang men­jadi perantaraan kepadanya.
ولا يتوصل إلى العمل إلا بالعلم بكيفية العمل
Dan tidak akan sampai kepadanya kecuali dengan ilmu dan 'amal. Dan tidak akan sampai kepada 'amal kecuali dengan ilmu tentang cara mengamalkan.
فأصل السعادة في الدنيا والآخرة هو العلم فهو إذن أفضل الأعمال 
Pangkal kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah ilmu. Jika demi­kian maka ilmu itu adalah seutama-utama 'amal.
وكيف لا وقد تعرف فضيلة الشيء أيضا بشرف ثمرته وقد عرفت أن ثمرة العلم القرب من رب العالمين والالتحاق بأفق الملائكة ومقارنة الملأ الأعلى هذا في الآخرة
Bagaimana tidak, sedangkan kamu mengetahui juga bahwa keutamaan sesuatu itu dengan kemuliaan buahnya. Dan kamu (anda) mengetahui bahwa buah ilmu adalah dekat kepada Allah, Tuhan semesta alam, menyusul ketinggian malaikat dan bersamaan dengan kelompok yang tertinggi. Ini di akhirat.

وأما في الدنيا فالعز والوقار ونفوذ الحكم على الملوك ولزوم الاحترام في الطباع 
Adapun di dunia, maka kemuliaan pengaruh dan pelaksanaan pemerintahan itu di tangan raja-raja (di dalamnya termasuk Presiden dan gelar kepala pemerintahan lain) dan tetapnya penghormatan menurut naluri.

حتى إن أغبياء الترك وأجلاف العرب يصادفون طباعهم مجبولة على التوقير لشيوخهم لاختصاصهم بمزيد علم مستفاد من التجربة
Sehingga orang-orang Turki yang kaya dan orang-orang Arab yang kasar naluri mereka tertarik untuk menghormat syaikh (pimpinan) mereka karena kekhususan syaikh-syaikh mereka dengan tambahan ilmu yang diperoleh dari pengalaman.
بل البهيمة بطبعها توقر الإنسان لشعورها بتمييز الإنسان بكمال مجاوز لدرجتها هذه فضيلة العلم مطلقا
Bahkan binatang itu secara naluri menghormat manusia karena binatang itu merasakan ke­utamaan manusia dengan kesempurnaan yang melebihi derajat binatang.Ini adalah keutamaan ilmu secara mutlak.
ثم تختلف العلوم كما سيأتي بيانه وتتفاوت لا محالة فضائلها بتفاوتها وأما فضيلة التعليم والتعلم فظاهرة مما ذكرناه

 Kemudian ilmu itu berbeda-beda sebagaimana penjelasan yang akan datang. Dan pasti­lah keutamaan-keutamaannya berbeda disebabkan perbedaan ilmu­ilmu itu. Dan keutamaan belajar dan mengajar itu jelas dari apa yang telah kami sebutkan itu.

فإن العلم إذا كان أفضل الأمور كان تعلمه طلبا للأفضل فكان تعليمه إفادة للأفضل
Sesungguhnya apabila ilmu itu seutama-utama urusan maka mem­pelajarinya itu dituntut bagi yang lebih utama itu. Maka mengajar­kannya itu memberi faidah bagi Sesuatu yang lebih utama.
وبيانه أن مقاصد الخلق مجموعة في الدين والدنيا ولا نظام للدين إلا بنظام الدنيا
Jelasnya maksud-maksud manusia itu tergabung di dalam agama dan dunia. Agama tidak teratur kecuali dengan teraturnya dunia,
فإن الدنيا مزرعة الآخرة وهي الآلة الموصلة إلى الله عز وجل لمن اتخذها آلة ومنزلا لمن يتخذها مستقرا ووطنا وليس ينتظم أمر الدنيا إلا بأعمال الآدميين
karena sesungguhnya dunia itu adalah ladang bagi akhirat. Dunia itu adalah alat yang menyampaikan kepada Allah 'Azza Wa Jalla bagi orang yang mengambilnya (dunia) sebagai alat dan persinggahan, bukan bagi orang yang menjadikannya (dunia) sebagai tempat menetap dan tanah air. Urusan dunia itu tidaklah teratur kecuali dengan amal-amal anak Adam.